Firman Rusli adalah Senior Executive Leadership dalam Konsultansi Aplikasi dan Infrastuktur Informatika, bertanggung jawab pada aspek Pendapatan dan Operasional dari YPPH, dengan pengalaman lebih dari 18 tahun di dalam industri IT. Beliau memiliki kemampuan yang tinggi dalam Manajemen Umum, Pengembangan Bisnis dan Manajemen, dengan spesialisasi Manajemen Proyek IT.

Stephanie Riady memperoleh gelar Sarjananya dari Wheaton College, gelar Magister Pendidikannya dari Teachers College di Columbia University, dan gelar Doktornya dari University of Southern California. Dengan latar belakang pendidikan tersebut, beliau sekarang terlibat langsung di UPH dan juga banyak sekolah di bawah Yayasan Pendidikan Pelita Harapan.

Richard Mascarenhas (CA, M.Com, LLB) melayani sebagai Pengawas keuangan di Yayasan Pendidikan Pelita Harapan. Dengan pengalaman yang panjang dalam hal Akuntansi, Keuangan, dan investasi, beliau adalah anggota tim yang penting dalam Pengembangan Strategi Keuangan di YPPH.

Setelah menempuh pendidikan di Taiwan dan USA, kembali ke Indonesia, Wiginy Kusliawan, MSc.Ed, mengawali pelayanan dan pengabdiannya di dunia pendidikan di Sekolah Pelita Harapan Lippo Karawaci pada tahun 1993. Dengan dedikasi dan keahliannya, hal ini mengantarkan beliau menjadi School System Coordinator Grup Sekolah Dian Harapan (SDH) dan Sekolah Lentera Harapan (SLH). Bersamaan dengan itu, beliau dipercaya sebagai School Coordinator di UPH College, yang merupakan pioneer dalam transformasi pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sejak tahun 2010. Selain itu, beliau juga menjabat sebagai School System Coordinator untuk HOPE Academy, sebuah Sekolah Internasional, yang menerapkan Kurikulum IB. Bersama Yayasan Pendidikan Pelita Harapan, beliau secara konsisten terus melakukan terobosan baru untuk mempersiapkan generasi anak muda Indonesia menghadapi perubahan dunia yang sangat cepat melalui bidang pendidikan.

Deny Kiswanto Sinaga memperoleh gelar Sarjana Pendidikannya dari UPH, Teachers College dan melanjutkan pendidikannya di Calvin University, USA untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan. Dengan latar belakang pendidikan tersebut serta pengalaman dalam melayani sebagai seorang guru hingga Kepala Sekolah, saat ini beliau melayani dan mendukung pertumbuhan Sekolah Dian Harapan dan Sekolah Lentera Harapan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dr. Sheldon dipekerjakan untuk membantu mendirikan UPH pada tahun 1994. Kemudian, pada tahun 2007, beliau kembali untuk memimpin UPH sebagai Presiden selama tiga tahun. Dr. Sheldon memiliki pengalaman yang luar biasa dalam kepemimpinan pendidikan. Selain bekerja di UPH dua kali, dan di berbagai lembaga di Amerika Serikat, beliau menjabat sebagai Presiden Corban University di Oregon selama sepuluh tahun terakhir. Beliau memiliki pengalaman selama empat puluh tahun dalam administrasi lembaga pendidikan, khususnya dalam perencanaan strategis, manajemen penerimaan, dan membangun tim.

Recky Rendy adalah seorang pendidik yang bersemangat dan berdedikasi yang saat ini menjabat sebagai Head of School Hope Academy. Setelah menyelesaikan studinya di University of Pennsylvania Graduate School of Education dan Universitas Pelita Harapan Teacher College, beliau telah bekerja di Yayasan Pendidikan Pelita Harapan selama lebih dari 13 tahun di berbagai unit sekolah. Beliau berkomitmen untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia dan menghasilkan pemimpin masa depan yang unggul, kompeten, dan yang terpenting, memiliki karakter seperti Kristus.

Gabriel E. Kusumawijaya adalah seorang Associate School System Coordinator di Sekolah Lentera Harapan. Dalam perannya, ia membantu mengkoordinir dan bertanggung jawab memastikan bahwa sistem informasi sekolah dapat berjalan efisien; mendukung tujuan pendidikan yang ditetapkan; dan memberikan pengalaman pendidikan yang berkualitas serta memastikan bahwa lingkungan pendidikan di Sekolah Lentera Harapan memberikan pengalaman pembelajaran yang holistik dan mendalam bagi setiap muridnya, agar setiap murid dapat mengenali dan mengembangkan setiap talenta yang diberikan Tuhan, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi manusia yang seutuhnya untuk kemuliaan Kristus.